Kerja di rumah
Home » » Pentingnya Suasana Keluarga Untuk Membangun Kesehatan Mental ...

Pentingnya Suasana Keluarga Untuk Membangun Kesehatan Mental ...

Pernahkan anda merasa pikiran begitu penat karena suasana di rumah selalu membangkitkan amarah anda? Kemudian anda berangkat ke kantor dengan penuh rasa jengkel…

suami yang seenaknya menaruh barang-barang dan tidak mau membantu anda merapikannya kembali. Pembantu yang bekerja seenaknya, atau ibu mertua yang hobi menyuruh-nyuruh anda melakukan sesuatu dengan kecerewetannya yang khas??

Suasana dalam rumah tangga sangat berpengaruh dalam kehidupan kita, dapat mempengaruhi kinerja, maupun hubungan kita dengan orang lain.

Jangan buru-buru menyalahkan orang lain, jika hal di atas anda alami. Jangan pula buru-buru melampiaskan kekesalan. Tahukan anda, melampiaskan emosi tak lebih baik dibanding meredam emosi?

Dengan suasana rumah yang tidak pas di hati anda, pasti anda sudah ingin meluapkan emosi, mungkin dengan mengomel, atau menangis. Walaupun hal itu melegakan namun ternyata tidak menyelesaikan masalah, karena suasana rumah tetap tidak membaik.

Bagaimana caranya membangun suasana rumah yang kondusif ?

  1. Keterbukaan
    Dalam rumah tangga, biasakan selalu ada keterbukaan antara anggota keluarga. Jadwalkan sebuah sesi dimana anda dan seluruh anggota keluarga dapat saling mencurahkan isi hati dan pikiran serta menceritakan pengalamannya atau aktivitas nya di luar rumah.Hal ini bertujuan agar setiap anggota keluarga saling mengetahui anggota keluarga yang lain. Selain itu jika anda adalah orangtua dari anak yang telah remaja, kebiasaan bicara terbuka ini sangat bermanfaat dalam melakukan pengawasan terhadap putra putri anda.

    Anda dan anggota keluarga yang lain pun dianjurkan untuk terbuka mengenai hal-hal yang anda inginkan maupun yang tida disukai. Misalnya anda tidak suka suami meletakkan barang seenaknya, dan anda ingin dia mengembalikan barang ke tempat semula. Biasakan pula untuk menanggapi keluhan yang dirasakan anggota keluarga.

  2. Atur Nada suara
    Pada keluarga yang memiliki kebiasaan berbicara dengan nada suara tinggi, cenderung lebih mungkin untuk mengalami stres. Atur nada suara sesuai kebutuhan, berbicara dengan istri yang duduk dua meter di dekat anda tidaklah perlu dengan berteriak.
  3. Ekspresikan emosi
    Jangan terbiasa menyembunyikan emosi atau perasaan. Jika anda senang, tersenyumlah. Bila perlu tertawalah. Jangan diam saja. Jangan menjadi orang yang datar, senang dia diam, sedih pun diam saja.

    Jika anda sedih, dan ingin menangis, menangislah. Kebanyakan orang merasa  jauh lebih nyaman setelah menangis saat dirinya bersedih.

    Namun ada cara yang lebih baik untuk mengurangi kesedihan anda agar suasana rumah yang tak sehat tak mempengaruhi kinerja anda di kantor, yaitu dengan relaksasi.

    Luangkan waktu sejenak, tarik nafas dalam lalu hembuskan perlahan. Ulangi gerakan ini sampai anda merasa lega.

    Mengekspresikan emosi jangan hanya lewat bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Tetapi nyatakan pula melalui kata-kata. Ungkapkan hal itu kepada anggota keluarga yang lain. Misalnya “aku sebel”; “aku lagi senen”, dll.

Dengan mengikuti ketiga tips di atas, semoga tidak lagi ada rasa jengkel saat suami membuat rumah anda berantakan, karena anda telah mengungkapkannya dan idealnya suami pun mengikuti tips ini yaitu merespon keluhan anda.

sumber gambar : panduankeluarga.com

Related posts:

  1. Peran Komunikasi untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah, Bahagia dan Harmonis Komunikasi dalam keluarga menjadi media yang paling penting dan menentukan...
  2. Pengertian Komunikasi Efektif untuk Penanganan Manajemen Konflik, Konflik Organisasi dan Keluarga Apakah anda sering mengalami konflik keluarga baik dengan suami,istri, anak,...

Related posts brought to you by Yet Another Related Posts Plugin.

0 komentar:

Posting Komentar