Kerja di rumah
Home » » Bocah 7 Tahun Pemakan Segala

Bocah 7 Tahun Pemakan Segala

Selain bedak, Eri juga gemar memakan sabun krim, pasta gigi, arang, kemenyan, daging mentah, bawang merah dan putih, serta meminum minyak kayu putih dan Arang, oli bekas. Kondisi ini memaksa Warsiah untuk tidak bekerja, karena harus meluangkan waktu ekstra untuk menjaga anaknya.

“Kalau lepas dan nggak ketahuan oli bekas pun juga diminum.  Bahkan pernah seranggga hidup yang berhasil ditangkap juga dimakan,” imbuh Warsiah (sang ibu).

Untuk penyebab perilaku aneh yang ditunjukkan Eri, Warsiah mengaku tak banyak mengetahui. Dia hanya menuturkan, sejak kecil bocah dengan rambut ikal tersebut sering sakit-sakitan dan keluar masuk puskesmas. “Saat usia 1 tahun, berak keluar darah itu sampai 3 bulan. Belum lagi kalau datangnya juga stepnya, badannya panas dan kejang-kejang,” ceritanya sedih.

Kondisi aneh pada Eri semakin diperparah pada kemampuannya berbicara, yang hingga usia 7 tahun belum menunjukkan tanda-tanda bisa. Ini berbeda dengan pertumbuhan fisiknya, yang terjadi seperti pada anak seusianya.

“Kalau bisu sebenarnya tidak, karena sesekali bisa ucapkan bapak. Tapi ya itu, kalau diajak bicara suka nggak nyambung karena memang nggak lancar bicara,” ungkap Warsiah.

Nyaris tewas keracunan

Karena segala sesuatu masuk ke mulut untuk dimakan, membuat kondisi bocah tersebut rentan. Bocah ini bahkan sempat keracunan karena makan dan minum apa saja tanpa melihat barang itu bahaya bagi kesehatannya atau tidak.

Menurut pengakuan keluarga, sudah empat kali bocah itu mengalami keracunan. Bocah ini pernah nyaris tewas sebelum akhirnya diselamatkan setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Gambiran, Kota Kediri.

“Belum lama, sekitar sebulan lalu, keracunan hebat. Tidak tahu apa yang dimakan atau diminumnya. Matanya melebar dan kesadarannya tak ada. Harapan selamat katanya tipis. Tapi tidak tahu kok anak saya sehat kembali,” terang Nuhari.

Cerita itu bukan pertama kali Eringga keracunan akibat melahap apa saja yang dilihatnya. Setelah diperiksakan ke puskesmas, dokter menyatakan bahwa banyak zat racun yang ada di tubuh Eringga. Namun, setelah dua atau tiga hari dirawat, kondisinya kembali pulih.

Kepala Puskesmas Mojo dr Iradat Sujono menjelaskan, keanehan Eri sebagai bentuk kelainan autis. Namun, kelainan ini sudah pada taraf akut. Ini terjadi karena penanganan yang terlambat.

Kelainan itu tampak pada sikap dan gerak-gerik Eringga yang seenaknya sendiri. Sikap psikologinya tak menghiraukan orang-orang di sekelilingnya. Interaksi sosial pun kurang. “Begitulah autis yang selalu asyik dengan diri dan dunianya sendiri,” kata sang dokter.

Untuk penanganan saat ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri ikut membantu dan memerhatikan keluarga Eringga. Rumah sakit telah menyediakan obat gratis kepada warga Lereng Wilis yang berjarak sekitar 40 km dari Kota Kediri ini. Setiap 10 hari sekali obat diambil keluarga Eri.
Saat ini keseharian Eri dihabiskan dengan pengawasan ketat ibunya, sementara ayahnya bekerja sebagai buruh sadap karet. Ironisnya pengawasan terpaksa dilakukan sangat ketat, karena apabila barang kesukaannya tidak ditemukan di rumah, milik tetangga pun menjadi sasarannya.

Sungguh tragis, saya kira awalnya ketika mendengar diradio yang cuma sekilas, anak ini seperti ini karena kurang pengawasan orangtuanya  ternyata setelah diteliti anak ini menderita autis akut. hmm sangat menyedihkan. Semoga dapat menjadi pelajaran untuk kita semua. amiin

Sumber : disini dan disini


Tags: autis, rahmihafizah

0 komentar:

Posting Komentar