
foto: ThinkstockJakarta, Di seluruh dunia, kesadaran untuk mencuci tangan di kalangan tenaga kesehatan baru mencapai 50 persen. Fakta yang terungkap di Indonesia lebih menarik, sebab ternyata para dokter lebih malas cuci tangan dibanding para perawat.
Padahal risiko penularan kuman penyakit relatif lebih tinggi ketika berada di rumah sakit. Selain karena banyak terjadi interaksi dengan banyak orang, para pasien yang dirawat pada umumnya memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
"Strategi paling murah untuk mencegah infeksi di rumah sakit adalah dengan cuci tangan. Sayangnya 50 persen upaya ini gagal di seluruh dunia," ungkap Dr Latre Buntaran, Sp-MK, Sekjen Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indionesia (Perdalin), dalam jumpa pers di Hotel Intercontinental, Jakarta, Kamis (11/11/2010).
Jumpa pers tersebut digelar dalam rangka penandatanganan kerjasama antara Perdalin dengan Bayer Schering Pharma dalam mengampanyekan kebersihan tangan dan pengendalian infeksi. Kampanye tersebut ditujukan kepada dokter dan perawat di beberapa rumah sakit se-Indonesia.
Di negara berkembang, kegagalan yang dimaksud Dr Latre sering dipicu oleh keterbatasan dana untuk mengadakan fasilitas cuci tangan. Namun ketika sudah ada dana, kendala berikutnya yang sebenarnya paling memprihatinkan adalah kurangnya kepatuhan untuk menaati prosedur.
Penelitian yang dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada awal tahun 2010 mengungkap masalah yang kurang lebih sama. Di rumah sakit tersebut, tingkat kepatuhan dokter maupun perawat untuk mencuci tangan setelah melakukan tugas tertentu masih sangat rendah.
Jenis tindakan | Kepatuhan Perawat | Kepatuhan Dokter |
Sesudah kontak dengan pasien | 60% | 50% |
Sesudah tindakan invasif (bedah dll) | 70% | 60% |
Tindakan aseptik (pencegahan sebelum kontak dengan pasien | 67% | 42% |
Sesudah kontak dengan lingkungan atau benda-benda milik pasien | 47% | 30% |
Sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien | 53% | 43% |
Yang menarik dari tabel di atas adalah dokter-dokter RSCM yang umumnya mengenyam jenjang pendidikan yang lebih tinggi justru kalah rajin dari para perawat. Namun secara umum ada beberapa alasan yang membuat para tenaga kesehatan malas untuk cuci tangan, di antaranya:
- Infrastruktur dan peralatan cuci tangan kurang memadai dan letaknya kurang strategis
- Terlalu sibuk
- Tangan tidak terlihat kotor
- Sudah menggunakan sarung tangan
- Mengalami iritasi kulit jika terlalu sering cuci tangan
- Cuci tangan menghabiskan banyak waktu.
(up/ir
0 komentar:
Posting Komentar